Presiden Iran Peringatkan Israel Usai Temui Hamas, residen Iran, Ebrahim Raisi mengeluarkan peringatan tegas kepada Israel setelah melakukan pertemuan dengan delegasi tinggi dari Hamas, kelompok militan Palestina.

Presiden Iran Peringatkan Israel Usai Temui Hamas

Dalam pertemuan tersebut, Raisi menegaskan kembali dukungan Iran terhadap perjuangan Palestina melawan apa yang ia sebut sebagai “penjajahan Israel.” Iran, yang selama ini dikenal sebagai salah satu pendukung utama Hamas dan kelompok militan lainnya di wilayah tersebut, melihat dirinya sebagai pelindung utama hak-hak Palestina. Dukungan ini bukan hanya retorika, tetapi juga mencakup dukungan finansial, logistik, dan militer kepada kelompok-kelompok yang menentang Israel.

Setelah pertemuan tersebut, Raisi secara langsung memperingatkan Israel bahwa tindakan agresifnya terhadap Palestina akan menghadapi perlawanan keras. Peringatan ini datang di tengah meningkatnya ketegangan di Gaza, di mana bentrokan antara militan Palestina dan militer Israel sering kali memicu eskalasi kekerasan. Raisi menekankan bahwa Iran akan terus mendukung perjuangan Palestina “hingga tanah Palestina dibebaskan.”

Sikap Iran yang secara terang-terangan mendukung Hamas bukanlah hal baru, tetapi pernyataan Raisi ini mencerminkan peningkatan retorika dan ketegangan di kawasan. Iran melihat Hamas sebagai salah satu alat penting dalam upaya untuk menekan Israel dan memperluas pengaruhnya di Timur Tengah. Dengan menyuarakan dukungan yang kuat, Iran berupaya mengkonsolidasikan posisinya sebagai pemimpin regional yang menentang pengaruh Barat dan Israel di kawasan.

Di sisi lain, Israel telah lama menganggap Iran sebagai ancaman utama bagi keamanannya. Program nuklir Iran, dukungan terhadap kelompok militan.

Reaksi internasional terhadap peringatan Raisi ini bervariasi. Beberapa negara mengutuk dukungan Iran terhadap kelompok-kelompok militan yang mereka anggap sebagai organisasi teroris.

Pernyataan Raisi ini menegaskan posisi Iran yang tidak goyah dalam mendukung perjuangan Palestina dan melawan Israel. Namun, retorika keras ini juga berpotensi memicu ketegangan lebih lanjut di kawasan yang sudah sangat sensitif ini.

Di saat yang sama, Israel kemungkinan besar akan terus waspada terhadap ancaman yang datang dari Iran dan sekutunya. Dengan demikian, ketegangan ini tampaknya akan tetap menjadi salah satu isu sentral dalam dinamika politik Timur Tengah ke depan.